III. 1. Kajian Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil landasan teori dari penelitian yang dilakukan oleh: Marpaung, Leonardo (2015) pernah melakukan penelitian mengenai Pengembangan Sistem Pemesanan Buku Online Berbasis Web. Dari hasil penelitian tersebut mengangkat dan menjelaskan bahwa Sistem informasi yang dirancang adanya sistem informasi penjualan buku yang efektif dan efisien tanpa kendala jarak dan waktu antara konsumen dan penjual. Sedangkan hasil dari penelitian ini adalah sebuah sistem informasi pemesanan buku online yang dapat memberikan laporan penjualan produk yang telah terjual, dapat dilihat melalui per periode atau keseluruhan .
Rodiman (2015) pernah melakukan penelitian mengenai Perancangan dan Implementasi Sistem Pengolahan Data Pembelian dan Penjualan Berbasis Client-Server, dari hasil penelitian bertujuan untuk membangun sistem pengolahan data dan penjualan diperlukan system yang terkomputerisasi untuk memberikan kemudahan dalam pencatatan data barang, transakasi pembelian dan penjulan, dan pengolahan laporan dan data laporan transaksi tersusun rapi dalam databasae.
Fatoni, Nur (2015) pernah melakukan penelitian mengenai Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan dan Pelaporan Keuangan, dari hasil penelitian tersebut dijelaskan bahwa Sistem informasi yang dirancang memiliki keunggulan dapat melakukan system penjualan barang, pelaporan keuangan dengan tepat dan akurat, serta dapat mengetahui bagaimana system laporan kas masuk dank as keluar perusahaan dengan cepat.
Perbandingan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka saya ingin melakukan pengembangan dari sistem informasi yang telah ada tersebut, dengan perbedaan mengunakan metode yang berbeda dan mengunakan bahasa pemrograman yang berbeda dan dari hasil penelitian tersebut kelebihan aplikasi pengolahan data dan penjualan buku yang akan saya buat adalah adanya penambahan data hutang kepada penerbit buku dan katalog buku. Dengan harapan dapat bermanfaat sebagaimana yang dimaksud.
III.2. Kajian Teori
III.2.1 Pengertian Rancang Bangun
Pengertian rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan hasil analisa ke dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan sistem tersebut ataupun memperbaiki sistem yang sudah ada.
III.2.2. Pengertian Aplikasi
Pengertian aplikasi secara umum adalah alat terapan yang difungsikan secara khusus dan terpadu sesuai kemampuan yang dimilikinya aplikasi merupakan suatu perangkat komputer yang siap pakai bagi user.
III. 2.3 Pengertian Sistem
Sistem adalah satu jaringan yang saling memiliki keterkaitan antara bagia dan prosedur – prosedur yang ada terkumpul dalam satu organisasi untuk melakukan kegiatan serta untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
III.2.4. Pengertian Member
Member adalah Seorang anggota yang termasuk dalam kelompok sosial atau organisasi Dengan ekstensi itu dapat merujuk ke bagian keseluruhan dan sebagai pelanggan tetap.
III.2.5 Desain Basisdata
Menurut Silberschatz dkk. (2012) basis data adalah sekumpulan data yang mengandung informasi yang berkaitan dengan sebuah perusahaan. Basis data umumnya digunakan diberbagai bidang seperti perbankan, penerbangan, universitas, telekomunikasi, penjualan, keuangan, manufacturing, sumber daya manusia.
Dalam penelitian ini, desain basis data mengunakan dua pendekatan, yaitu:
III.2.5.1 Model Data ER
Menurut Silberschazt dkk. (2012) Model Data adalah adalah penyederhanaan dan perbaikan kualitas yang membuat pencatatan dari sebagian besar dari penggunaan Entity Relationship Model atau bisa diartikan sebagai pengambaran model dari entitas dan hubungannya, yang telah disederhanakan dan diperbaiki kualitasnya dari Entity Relationship Model.
III.2.5.1.1 Diagram ER
Menurut Silberschatz dkk. (2012) entity (Gambar 3.1) adalah penggambarkan dalam database untuk mengatur Attributes. Set entitas adalah satu entitas yang muncul akibat adanya relasi antara dua entitas. Sedangkan Relationship (Gambar 3.2) adalah hubungan antara beberapa entitas. E-R model sangat berguna dalam pemetaan makna dan interaksi perusahaan dunia nyata ke sebuah skema konseptual.
Gambar 3.1. Entitas Menurut Silberschatz
Gambar 3.2. Contoh Relationship
Menurut Pressman (2012) Entity relationship diagram (ERD) menggambarkan hubungan antara objek data. ERD adalah notasi yang digunakan untuk melakukan aktivitas pemodelan data. Atribut dari masing-masing objek data yang ditulis pada ERD dapat digambarkan dengan menggunakan deskripsi objek data.
III.2.5.1.2 Notasi
Menurut Silberschatz dkk. (2012) notasi-notasi yang digunakan dalam pembuatan ERD adalah :
Entitas
Gambar 3.3 merupakan kolom entitas. Entitas ini merupakan objek di dunia nyata yang dapat dibedakan dari objek-objek yang lain. Artinya antara obyek satu dengan obyek yang lain memiliki nama entitas yang berbeda-beda.
Gambar 3.3. Entitas ERD
2. Atribut
Atribut (Gambar 3.4) disimbolkan dengan huruf “A” adalah fungsi yang memetakan entitas set ke domain. Atribut ini digunakan untuk memberikan informasi resmi tentang entitas.
Gambar 3.4. Entitas ERD
3. Hubungan atau Relationship
Suatu hubungan (Gambar 3.5) adalah hubungan antara dua jenis entitas dan direpresentasikan sebagai garis lurus yang menghubungkan dua entitas. Sedangkan untuk belah ketupat ganda ganda menandakan identifikasi dari suatu entitas.
Contoh : Mahasiswa melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing.
Gambar 3.5 Relationship ERD
4. Derajat Relasi atau Rasio Kardinalitas
Menjelaskan jumlah maksimum hubungan antara satu entitas dengan entitas lainnya.
Setiap anggota entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu anggota entitas B, begitu pula sebaliknya. Perhatikan penggunaan relasi One to One pada
Gambar 3.6 One to One
Setiap anggota entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu anggota
entitas B tetapi tidak sebaliknya (Gambar 3.7).
Gambar 3.7 One to Many
Setiap entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas himpunan entitas
B dan demikian pula sebaliknya (Gambar 3.8).
Gambar 3.8 Many to Many
5. Limit Kardinalitas
Merupakan batas dari hubungan antar entitas. Perhatikan Gambar 3.9. terdapat 2 buah limit kardinalitas yaitu 0 . . * serta 1 . . 1. Maksud dari limit tersebut adalah instructor (dosen pembimbing) membimbing (advisor) kepada minimal 0 mahasiswa (student) dan maksimal banyak mahasiswa. Sementara mahasiswa dibimbing oleh minimal 1 dosen pembimbing dan maksimal 1 dosen pembimbing.
Gambar 3.9 Limit Kardinalitas
III.2.5.2 Model Data Relational
Menurut Silberschatz dkk. (2012), model relasional menggunakan kumpulan tabel untuk mewakili data dan hubungan antar data tersebut. Setiap tabel memiliki beberapa kolom, dan setiap kolom memiliki nama yang unik. Model ini merupakan model data berbentuk record dimana data-data yang dimasukkan menempati kolom record sesuai dengan ketentuan. Secara umum, tujuan dari desain database relasional adalah untuk menghasilkan satu set skema relasi yang memungkinkan kita untuk menyimpan informasi tanpa redundansi yang tidak perlu, selain itu juga memungkinkan untuk mengambil informasi dengan mudah.
III.2.5.2.1 Diagram Skema Basis Data
Menurut Silberschatz dkk. (2012), sebuah skema database (Gambar 3.10) bersama dengan kunci primer dan dependensi foreign key bisa digambarkan oleh diagram skema. Diagram skema basis data ini menggunakan entitas yang sama dengan yang digunakan pada model relasional. Perbedaannya adalah penggunaan atribut. Di skema basis data ini terdapat foreign key (primary key di entitas lain) pada atribut. Foreign key ini digunakan untuk menghubungkan satu entitas dengan entitas lain karena dalam skema basis data ini tidah terdapat notasi yang menghubungkan antar entitas. Kotak dengan berwarna biru adalah entitas sedangkan yang tercantum di dalamnya adalah atribut. Dalam entitas terdapa sebuah atribut yang berperan sebagai kunci primer atau biasa disebut dengan primary key yang ditulis dengan garis bawah. Dependensi kunci asing disimbolkan dengan panah yang mengarah ke atribut primary key yang direferensikan.
Gambar 3.10 Diagram Skema Relasi Basis Data
III.2.5.2.2 Normalisasi
Menurut Silberschatz dkk. (2012), metode lain untuk merancang database relasional adalah dengan menggunakan proses yang biasa dikenal sebagai normalisasi. Tujuannya adalah untuk menghasilkan satu set skema relasi yang memungkinkan untuk menyimpan informasi tanpa redundansi yang tidak perlu, namun juga memungkinkan untuk mengambil informasi dengan mudah. Pendekatan ini untuk merancang skema sebuah bentuk normal yang sesuai. Bentuk-bentuk normalisasi :
1. Tidak normal (unnormalized)
Bentuk tidak normal merupakan kumpulan data yang direkam dan tidak ada keharusan untuk dibuat berdasarkan format tertentu. Pada bentuk tidak normal ini masih terdapat beberapa kolom atau atribut yang memiliki nama yang sama sehingga hal ini akan menyebabkan terjadinya permasalahan ketika dilakukan manipulasi data (insert, update, delete anomalies). Insert anomalies akan terjadi apabila dilakukan proses penyimpanan data dan masih terdapat elemen yang belum terisi padahal elemen tersebut merupakan elemen primary key atau elemen kunci.
Update anomalies terjadi apabila terjadi perubahan data pada suatu tabel, akan tetapi tidak seluruhnya diubah. Hal ini akan menyebabkan data pada dengan atribut yang sama akan ikut berubah. Sedangkan delete anomalies terjadi apabila terdapat menyebabkan data lain pada atribut dengan nama sama akan ikut terhapus (Yakub, 2012).
2. Bentuk Normalisasi Pertama (1NF)
Pada bentuk 1NF, dalam relasi database tidak diperkenankan terdapat adanya repeating group atau nama atribut yang sama. Karena dapat berdampak terjadinya anomalies. Oleh karena itu, dari tahap unormalisasi akan dihasilkan bentuk 1NF.
Suatu tabel akan memenuhi bentuk 1NF jika dan hanya jika setiap atribut dari relasi hanya memiliki nilai tunggal (scalar value) dalam satu baris atau record data. Pada bentuk ini, tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau bernilai ganda. Pada bentuk 1NF, setiap data dibentuk file datar atau rata (flat file), data dibentuk dalam satu record dan berupa atomic value atau nilainya tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Syarat bentuk 2NF yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk 1NF. Atribut bukan kunci harus bergantung secara penuh terhadap primary key sehingga pada bentuk ini harus ditentukan kunci-kunci field.
3. Bentuk Normalisasi Ketiga (3NF)
Pada perancangan basis data relational tidak diperkenankan adanya ketergantungan transitif karena dapat berdampak terjadinya anomalies. Oleh karena itu dilakukan normalisasi bentuk 3NF dengan definisi suatu relasi akan memenuhi bentuk 3NF jika dan hanya jika relasi tersebut memenuhi bentuk normal kedua dan setiap atribut bukan kunci tidak mempunyai ketergantungan fungsional terhadap primary key.
Bentuk 3NF ini haruslah dalam bentuk 2NF dan semua atribut bukan kunci tidak memiliki ketergantungan transitif. Maksudnya setiap atribut bukan kunci harus bergantung pada primary key secara keseluruhan dan bentuk 3NF sudah didapatkan pada tabel yang optimal.
III.2.7 Desain Sistem
III.2.7.1 Waterfall Model
Menurut Pressman (2012), model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life cycle” atau model waterfall. Model ini termasuk kedalam model generic pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce pada tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.
Waterfall adalah suatu metodologi pengembangan perangkat lunak yang mengusulkan pendekatan kepada perangkat lunak sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, design, kode, pengujian dan pemeliharaan.
Gambar 3.11. Waterfall Model menurut Roger S. Pressman
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada metodologi Waterfall (Gambar 3.11) adalah sebagai berikut :
a. Analisis kebutuhan perangkat lunak
Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun, rekayasa perangkat lunak (analisis) harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja dan antar muka (interface) yang diperlukan. Kebutuhan baik untuk sistem maupun perangkat lunak di dokumentasikan dan dilihat dengan pelanggan. Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh software yang akan dibangun.
Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
b. Desain
Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langka yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda; struktur data, asitektur perangkat lunak, representasi interface dan detail (algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan syarat/kebutuhan kedalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat di perkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode. Sebagaimana persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak.
Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari dua aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada user. Proses software design untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan di atas menjadi representasi ke dalam bentuk "blueprint" software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. seperti dua aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.
c. Generasi Kode atau Penulisan Kode Program
Desain harus diterjemahkan dalam bentuk mesin yang bisa di baca. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.
d. Pengujian
Proses pengujian dilakukan pada logika internal untuk memastikan semua pernyataan sudah diuji. Pengujian eksternal fungsional untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input akan memberikan hasil yang aktual sesuai yang dibutuhkan.
e. Pemeliharaan
Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional atau unjuk kerja.
Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.
Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang tidak ditemukan sebelumnya atau ada penambahan fitur-fitur yang
belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.
Kelebihan dari model ini adalah selain karena pengaplikasian menggunakan model ini mudah, kelebihan model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal proyek, maka Software Engineering (SE) dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan se-eksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal proyek lebih ekonomisdalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.
Kekurangan yang utama dari model ini adalah kesulitan dalam mengakomodasi perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya harus lengkap dan selesai sebelum mengerjakan fase berikutnya.
Masalah dengan waterfall adalah perubahan sulit dilakukan karena sifatnya yang kaku. Karena sifat kakunya, model ini cocok ketika kebutuhan dikumpulkan secara lengkap sehingga perubahan bisa ditekan sekecil mungkin.
Tapi pada kenyataannya jarang sekali konsumen/pengguna yang bisa memberikan kebutuhan secara lengkap, perubahan kebutuhan adalah sesuatu yang wajar terjadi. Waterfall pada umumnya digunakan untuk rekayasa sistem yang besar yaitu dengan proyek yang dikerjakan di beberapa tempat berbeda, dan dibagi menjadi beberapa bagian sub-proyek.
III.2.7.2 Diagram Alur Data (DAD)
III.2.7.2.1 Pengertian
Menurut Pressman (2012), Diagram Aliran Data (DAD) adalah representasigrafis yang menggambarkan aliran informasi dan yang transformasi yangditerapkan sebagai data bergerak dari input ke output. Diagram aliran data dapat digunakan untuk mewakili sistem atau perangkat lunak pada setiap tingkatabstraksi. DAD memberikan tambahan informasi yang digunakan selama analisisdomain informasi dan berfungsi sebagai dasar untuk pemodelan fungsi. Diagram Aliran Data melayani dua tujuan:
a. Untuk memberikan indikasi bagaimana data ditransformasikan ketika mereka bergerak melalui sistem.
b. Untuk menggambarkan fungsi (dan sub fungsi) yang mengubah aliran data. Secara garis besar DAD merupakan suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data di simpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut.
III.2.7.2.2 Notasi
1. Entitas
Entitas dalam DAD disimbolkan dengan persegi panjang (Gambar 3.12)
Gambar 3.12 Entitas DAD
2. Proses
Proses (Gambar 3.13) dilambangkan dengan Lingkaran. Dimana terdapat proses perpindahan dari satu entitas ke entitas lain atau dari entitas ke memori atau sebaliknya.
Gambar 3.13 Proses DAD
3. Arah Aliran
Arah aliran (Gambar 3.14) disimbolkan dengan anak panah
Gambar 3.14 Aliran Data DAD
4. Memori
Memori disimbolkan menggunakan dua garis sejajar (Gambar 3.15)
Gambar 3.15 Memori pada DAD
III.2.8 Tools Yang Digunakan
1. Borland Delphi 7
Menurut Abdul Kadir (2013) Delphi merupakan bahasa pemrograman berbasis Windows yang menyediakan fasilitas pembuatan aplikasi visual seperti Visual Basic. Delphi memberikan kemudahan dalam menggunakan kode program, kompilasi yang cepat, penggunaan file unit ganda untuk pemrograman modular, pengembangan perangkat lunak, pola desain yang menarik serta diperkuat dengan bahasa pemrograman yang terstruktur dalam bahasa pemrograman Object Pascal. Delphi memiliki tampilan khusus yang didukung suatu lingkup kerja komponen Delphi untuk membangun suatu aplikasi dengan menggunakan Visual Component Library (VCL). Sebagian besar pengembang Delphi menuliskan dan mengkompilasi kode program dalam IDE (Integrated Development Environment).
2. SQL Server Studio Management 2008
Menurut Utami (2013) Microsoft SQL Server merupakan produk Relational Database Management System (RDBMS) yang dibuat oleh Microsoft. Orang sering menyebutnya dengan SQL Server saja. Microsoft SQL Server juga mendukung SQL sebagai bahasa untuk memproses query ke dalam database. Microsoft SQL Server Mirosoft SQL Server banyak digunakan pada dunia bisnis, pendidikan atau juga pemerintahan sebagai solusi database atau penyimpanan data. Pada tahun 2008 Microsoft mengeluarkan SQL Server 2008 yang merupakan versi yang banyak digunakan. Berikut ini adalah beberapa fitur yang dari sekian banyak fitur yang ada pada SQL Server 2008 :
XML Support. Dengan fitur ini, Anda bisa menyimpan dokumen XML dalam suatu tabel, meng-query data ke dalam format XML melalui Transact-SQL dan lain sebagainya.
Multi-Instance Support. Fitur ini memungkinkan Anda untuk menjalankan beberapa database engine SQL Server pada mesin yang sama.
Data Warehousing and Business Intelligence (BI) Improvements. SQL Server dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk keperluan Business Intelligence melalui Analysis Services. Selain itu, SQL Server 2000 juga ditambahi dengan tools untuk keperluan data mining.
Performance and Scalability Improvements. SQL Server menerapkan distributed partitioned views yang memungkinkan untuk membagi workload ke beberapa server sekaligus. Peningkatan lainnya juga dicapai di sisi DBCC, indexed view, dan index reorganization.
Query Analyzer Improvements. Fitur yang dihadirkan antara lain: integrated debugger, object browser, dan fasilitas object search.
DTS Enhancement. Fasilitas ini sekarang sudah mampu untuk memperhatikan primary key dan foreign key constraints. Ini berguna pada saat migrasi tabel dari RDBMS lain.
Transact-SQL Enhancements. Salah satu peningkatan disini adalah T-SQL sudah mendukung UDF (User-Definable Function). Ini memungkinkan Anda untuk menyimpan rutin-rutin ke dalam database enginen.
III.2.9 Pengertian Client-Server
Menurut Utami (2013) Microsoft SQL Server merupakan produk Relational Database Management System (RDBMS) yang dibuat oleh Microsoft. Orang sering menyebutnya dengan SQL Server saja. Microsoft SQL Server juga mendukung SQL sebagai bahasa untuk memproses query ke dalam database. Microsoft SQL Server Mirosoft SQL Server banyak digunakan pada dunia bisnis, pendidikan atau juga pemerintahan sebagai solusi database atau penyimpanan data. Pada tahun 2008 Microsoft mengeluarkan SQL Server 2008 yang merupakan versi yang banyak digunakan. Berikut ini adalah beberapa fitur yang dari sekian banyak fitur yang ada pada SQL Server 2008 :
XML Support. Dengan fitur ini, Anda bisa menyimpan dokumen XML dalam suatu tabel, meng-query data ke dalam format XML melalui Transact-SQL dan lain sebagainya.
Multi-Instance Support. Fitur ini memungkinkan Anda untuk menjalankan beberapa database engine SQL Server pada mesin yang sama.
Data Warehousing and Business Intelligence (BI) Improvements. SQL Server dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk keperluan Business Intelligence melalui Analysis Services. Selain itu, SQL Server 2000 juga ditambahi dengan tools untuk keperluan data mining.
Performance and Scalability Improvements. SQL Server menerapkan distributed partitioned views yang memungkinkan untuk membagi workload ke beberapa server sekaligus. Peningkatan lainnya juga dicapai di sisi DBCC, indexed view, dan index reorganization.
Query Analyzer Improvements. Fitur yang dihadirkan antara lain: integrated debugger, object browser, dan fasilitas object search.
DTS Enhancement. Fasilitas ini sekarang sudah mampu untuk memperhatikan primary key dan foreign key constraints. Ini berguna pada saat migrasi tabel dari RDBMS lain.
Transact-SQL Enhancements. Salah satu peningkatan disini adalah T-SQL sudah mendukung UDF (User-Definable Function). Ini memungkinkan Anda untuk menyimpan rutin-rutin ke dalam database enginen.